Tab Pages

Tuesday, February 18, 2014

At Last Comes Love by Mary Balogh



Judul : At Last Comes Love (Akhirnya Cinta Hadir)
Penulis :  Mary Balogh
Seri : Huxtable Quintet #3
Genre : Historical Romance
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Oktober 2012
My Rating :



Cinta masa lalu Miss Margaret Huxtable, Crispin Dew, kini datang lagi dalam kehidupannya dan meminta Meg untuk menikahinya. Meg yang masih sakit hati karena Crispin mengkhianatinya karena menikahi wanita Prancis, makin marah pada pria itu karena Crispin kini ingin menikahinya karena dia membutuhkan seorang ibu untuk putrinya. Tak ingin terlihat 'tidak laku' dihadapan Crispin, Meg pun mengaku bahwa dia sedang bertunangan dengan seseorang dan akan mengenalkannya pada Crispin saat pesta dansa Lady Tindell.Awalnya Meg berencana akan mengenalkan Marquess of Allingham sebagai tunangannya kepada Crispin, tapi rupanya sang Marquess sudah mempunyai tunangan. Antara bingung dan malu akan kebohongannya, Meg pun menerima tawaran pernikahan dari laki-laki yang baru dia ketahui bernama Duncan Pennethorne, Earl of Sheringford, tanpa mengingat skandal yang diperbuat pria itu 5 tahun yang lalu.
Meg mengira bahwa cerita Duncan hanya sebuah guyonan. Tapi ternyata Duncan tidak main-main, dia harus menemukan seorang wanita terpandang dan berasal dari kalangan baik-baik, yang mau menjadi istrinya dalam waktu 15 hari, tepat sehari sebelum ulang tahun kakeknya Marquess of Claverbrook. Kakeknya begitu kecewa akan Duncan dan mengancam akan mencoret namanya sebagai ahli waris dan memberikan Woodbine Park, rumah Duncan semasa kecil, kepada sepupunya.
Gosip pun menyebar bahwa Meg adalah kekasih Duncan dan ternyata gosip itu disebarkan oleh Crispin. Seluruh keluarga Meg khawatir karena Duncan adalah seorang pria yang memiliki skandal yang tidak termaafkan dan akan membuat nama baik Meg hancur. Meg pun akhirnya mengetahui bahwa Duncan adalah laki-laki yang kabur di hari pernikahannya bersama kakak ipar dari pengantin wanitanya sendiri lima tahun yang lalu. Tapi itu yang membuat Meg penasaran akan pria tersebut, dan memberikan syarat bahwa jika Duncan memang ingin menikahinya, Duncan harus merayunya dalam 2 minggu. Pilihan yang penuh resiko, karena jika Meg memberikan jawaban tidak pada akhirnya, maka Duncan tidak akan ada waktu lagi untuk mencari istri dan kehilangan gelar beserta rumahnya. Dan itu berarti, tidak ada kehidupan sejahtera untuk Toby, putranya.




Aku suka banget buku ketiga dari series Huxtable ini dibanding dua buku sebelumnya. Ceritanya makin kompleks, dan ada beberapa moment dimana aku sempet mewek. Padahal awalnya aku mengira ceritanya akan jauh lebih membosankan karena bercerita tentang anak pertama dari keluarga Huxtable yang di cerita-cerita sebelumya (First Come Marriage &  Then Comes Seduction) adalah seorang wanita yang plain alias datar-datar aja dan keibuan.
Plus : aku suka banget cerita Mary Balogh kali ini nggak terlalu boring dan monoton. Ada suatu misteri, rahasia yang disimpan erat sama Duncan tentang alasan dibalik minggatnya dia bersama Laura dan tentang asal usul Toby. Aku juga suka dengan chemistry yang dibangun Duncan dan Meg, secara mereka baru bertemu dan memutuskan menikah walaupun tidak mengenal satu sama lainnya.

Minus : covernya itu lhoo... kok rasanya tua banget wajah cewek yang jadi modelnya. Meg memang diceritakan sudah memasuki usianya yang ke tiga puluh dan memang dia sudah 'out of Marriage Market' tapi diceritakan juga kalao wajah Meg juga masih cantik walaupun dia termasuk wanita Inggris yang plain alias datar-datar aja dan nggak begitu menarik.. but come on, wajah model cover terbitan GPU nya itu tante-tante abiss.. masih suka model cover aslinya.. masih kiclong gitu..

Aku nangkep banget pesan yang ingin disampaikan Mary Balogh dalam ceritanya kali ini. Hidup itu nggak pernah sempurna. Hero di cerita ini, Duncan, memang nggak sempurna. Selain wajahnya yang nggak bisa dibilang ganteng dan juga rumor jelek yang dia sandang, tapi ternyata dibalik itu semua ada ketulusan dan kebaikan hatinya menolong Laura. Begitu juga heroinnya. Meg memang sudah nggak muda lagi, dan dia menghabiskan hidupnya untuk merawat dan membesarkan adik-adiknya. Tapi dari sanalah yang membuat Meg mempunyai kesabaran dan kedewasaan yang luar biasa.


No comments :

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...